Tuesday, November 29, 2011

4 Jenis Orgasme yang Tidak Diinginkan Karena Menyiksa Diri

Mencapai orgasme adalah saat yang didambakan saat melakukan hubungan seksual. Tak heran perempuan yang sulit orgasme kadang depresi menghadapi kenyataan ini. Tapi bagaimana kalau orgasme tersebut terjadi terus menerus walau tidak sedang bercinta? Orgasme seperti itu cenderung menyiksa si penderitanya.

Salah seorang yang kesulitan karena 'diteror' orgasme yang tidak diinginkan itu adalah perempuan Inggris bernama Sarah Carmen, 27 tahun yang dalam sehari bisa 200 kali orgasme. Dia menderita Permanent Sexual Arousal Syndrome (PSAS) yang menyebabkan meningkatnya aliran darah ke organ seksnya.

"Terkadang saya begitu banyak berhubungan seks untuk mencoba menenangkan diri ketika bosan. Dan laki-laki teman tidur saya nampaknya tidak perlu bersusah payah sebab saya begitu mudah orgasme," kata Carmen yang awalnya mengira kondisinya disebabkan oleh pil seperti dilansir Huffingtonpost dari Oddee.com.

"Kejadian ini dimulai di tempat tidur selama berhubungan seks dan berlangsung berjam-jam sehingga pacar saya terkejut mengetahui berapa kali saya dapat orgasme. Hal itu juga terjadi setelah berhubungan seks. Saya memikirkan apa yang telah kami lakukan di tempat tidur, dan saya mulai merasa merah. Maka saya terangsang dan mencapai klimaks. Dalam enam, bulan saya mengalami 150 kali orgasme sehari dan sekarang sebanyak 200 kali sehari," kata Carmen

Dia dan pacarnya kemudian berpisah. Namun pasangan barunya berjuang untuk memenuhi dengan tuntutan seksnya. "Sering kali saya membiarkan diri sendiri orgasme sebanyak mungkin sehingga setelah selesai, saya bisa mendapat ketenangan," katanya.

Dikutip dari Sexuality, beberapa jenis orgasme yang kemunculannya tidak pernah diharapkan dan malah membuat orang menderita adalah :

1. Orgasme Spontan
Meski sangat jarang, obat antidepresan terutama golongan Serotonin Selective Reuptake Inhibitor (SSRI) dilaporkan dapat menyebabkan efek samping berupa orgasme spontan. Tidak butuh rangsangan seksual untuk jenis orgasme seperti ini, bahkan bisa terjadi begitu saja ketika sedang menguap.

Mengapa orgasme seperti ini tidak dikehendaki? Bayangkan saja betapa tidak enaknya jika sedang berada di tempat umum, lalu tiba-tiba jantung berdesir hingga membuat bulu kuduk merinding atau mungkin disertai ejakulasi.

2. Orgasme Saat Tidur
Ada 2 jenis orgasme yang bisa terjadi saat tidur, pertama adalah mimpi basah yang sering dialami oleh pria yang sudah mengalami pubertas dan belum mengenal masturbasi. Orgasme ini agak merepotkan karena mengharuskan seorang pria untuk mengganti sprei dan celana setelah mengalaminya.

Sementara itu, jenis orgasme saat tidur yang kedua sama sekali tidak terkait dengan fantasi erotis seperti pada mimpi basah. Biasanya disebabkan oleh gangguan saraf dan kejiwaan, atau gangguan tidur seperti seksomnia.

3. Orgasme saat Menyusui dan Melahirkan
Pada tahun 2000, sebuah penelitian di Amerika mengungkap bahwa 40,5 persen wanita pernah mengalami rangsangan seksual pada payudara saat sedang menyusui. Rangsangan tersebut bukan dipicu oleh fantasi negatif, melainkan dampak dari aktivitas oksitosin, hormon yang memicu keluarnya ASI.

Hormon yang sama juga berperan dalam kontraksi uterus saat orgasme maupun saat melahirkan. Oleh karena itu, beberapa perempuan dilaporkan dapat mencapai orgasme maupun sekedar merasa rileks dan terpuaskan saat melahirkan.

4. Orgasme Akibat Stimulasi Saraf
Pada tahun 1998, dokter saraf asal California, Stuart Meloy menemukan metode yang sangat ampuh untuk meredakan nyeri. Cara kerjanya adalah dengan memberi aliran listrik pada saraf di sekitar tulang belakang.

Meski efektif, cara ini ternyata menimbulkan efek samping berupa orgasme pada beberapa peserta uji coba. Oleh karena itu, metode yang sama akhirnya dikembangkan juga untuk mengatasi gangguan seksual meski hingga saat ini belum dilaporkan.


No comments:

Post a Comment

 

Health Nutrition Copyright © 2012