Sunday, December 4, 2011

Pengobatan Epilepsi Dengan Bedah Lebih Menjamin Kesembuhan


img
Penanganan pasien epilepsi (kejang-kejang atau ayan) kebanyakan hanya dilakukan dengan terapi obat. Sedangkan pembedahan masih dianggap terlalu ekstrem untuk dilakukan. Tapi pengobatan melalui operasi ternyata lebih menjamin kesembuhan dalam jangka panjang.

Seperti sebuah studi baru menemukan hampir setengah dari orang-orang yang telah menjalani operasi atau pembedahan untuk epilepsi, tetap bebas dari kejang hingga 10 tahun kemudian.

Saat ini kebanyakan penanganan pasien epilepsi adalah dengan terapi obat. Namun jika obat tersebut tidak dapat mengendalikan kejang epilepsi selama bertahun-tahun. Baru kemudian setelah pasien disarankan untuk menjalani operasi.

Peneliti mengatakan bahwa beberapa pasien epilepsi fokal harus memenuhi syarat untuk menjalani prosedur operasi dengan lebih cepat. Epilepsi fokal merupakan bentuk paling umum dari gangguan kejang.

"Penanganan pasien epilepsi dengan neurosurgical atau bedah saraf, digunakan untuk pengobatan epilepsi fokal yang tidak dapat merespons obat. Neurosurgical dapat memungkinkan berhentinya episode kejang pada pasien epilepsi," kata pemimpin penelitian Dr. John Duncan, yang juga seorang profesor neurologi dari National Hospital for Neurology and Neurosurgery serta Imperial College London, Inggris seperti dikutip dari MSN Health.

Sebanyak 82 persen dari orang-orang yang telah menjalani neurosurgical telah merasakan manfaat yang besar, yaitu tidak pernah mengalami kejang lagi. Berdasarkan hasil studi tersebut maka penanganan pasien epilepsi dengan prosedur pembedahan harus dipertimbangkan jika 2-3 obat telah gagal untuk mengontrol kejang.

"Beberapa orang dengan epilepsi berpikir bahwa mengonsumsi obat ketika hamil akan meningkatkan risiko cacat lahir pada bayi. Mengingat keparahan efek samping dari beberapa obat epilepsi. Maka itu pasien tertentu akan lebih baik jika menjadikan prosedur bedah sebagai alternatif pengobatan," kata para peneliti.

Hasil studi tersebut diterbitkan dalam The Lancet edisi 15 Oktober 2011. Tim peneliti melihat hasil jangka panjang dari 615 orang dewasa yang menjalani prosedur pembedahan untuk epilepsi di National Hospital pada tahun 1990-2008. Dengan rata-rata pasien yang diamati telah menderita kejang selama 20 tahun sebelum operasi.

"Lima tahun pasca-operasi, 52 persen dari pasien tersebut tetap bebas kejang. Dan setelah 10 tahun, 47 persen dari pasien tersebut tetap bebas dari kejang. Namun selama jangka panjang, 11 persen dari pasien tersebut mengalami kejang parsial sederhana. Kejang parsial sederhana tidak melibatkan hilangnya kesadaran tetapi tampaknya dapat mempengaruhi peluang pemulihan," kata para peneliti.

Prosedur pembedahan untuk epilepsi adalah memotong sebagian kecil dari otak dimana biasanya kejang bermula. Daerah otak yang paling sering dipotong ketika menjalani pembedahan untuk epilepsi adalah area lobus temporal.

Prosedur tersebut dikenal sebagai anterior temporal resection. Tetapi tergantung pada lokasi dari fokus kejang yang telah ditentukan oleh dokter melalui tes MRI dan lainnya, bedah epilepsi dapat dilakukan pada area lain dari otak.

"Operasi lobus temporal biasanya tidak mengganggu kemampuan mental atau memori pasien. Bedah luar lobus temporal disebut extratemporal cortical resection," ujar Dr Duncan.

Para peneliti menemukan bahwa pasien yang menjalani extratemporal cortical resection sebanyak 2 kali, lebih mungkin untuk mengalami kejang lagi. Selain itu, pasien yang mengalami kejang parsial sederhana selama 2 tahun setelah operasi akan 2,5 kali lebih mungkin mengalami kejang yang mempengaruhi kesadarannya. Pasien yang telah lama bebas dari kejang, semakin kecil kemungkinan untuk mengalami kekambuhan.

"Studi ini telah mebuktikan bahwa, bedah epilepsi telah sangat efektif pada hampir 50 persen pasien epilepsi tanpa memburuknya kondisi setelah operasi. Penelitian tersebut sangat penting karena mengamati keamanan dan efektivitas terapi bedah untuk epilepsi dalam lingkungan dunia klinis," kata peneliti.


No comments:

Post a Comment

 

Health Nutrition Copyright © 2012